Minggu, 14 April 2013


      Gunung yang terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini, ternyata tidaklah terlalu tinggi bila dibandingkan dengan gunung-gunung disekitarnya, misal Gunung Arjuno. Bila anda gemar mendaki gunung, Gunung Penanggungan yang berketinggian 1.653 meter diatas permukaan laut ini bisa anda jadikan obyek pendakian yang menarik.

      Selain dapat menikmati pemandangan alam yang memukau diatas puncak gunung, Anda juga dapat mengunjungi situs sejarah berupa candi yang jumlahnya puluhan, yakni meliputi pertirtaan, dan peribadatan pada masa Hindu-Budha. Kabarnya, di masa itu, Gunung Penanggungan ini dikenal dengan nama Gunung Pawitra.

Objek Pendakian di Gunung Penanggungan

      Jika Anda fobia mendaki gunung, akan tetapi ingin memiliki pengalaman seru berwisata alam, cobalah untuk melakukan pendakian di Gunung Penanggungan. Hanya diperlukan waktu sekitar 5 jam untuk menuju ke puncak Gunung Penanggungan. Pemandangan sunrise yang ditawarkan oleh gunung ini sangatlah begitu memukau, yang pastinya tidak akan dapat Anda lihat di tempat lain.

      Tidak hanya itu, lereng dari pada Gunung Penanggungan pun dipenuhi dengan situs purbakala yang jumlahnya lebih dari 50. Saat melewati setiap candi yang anda jumpai, perlahan seolah anda akan dibuat melayang membaur masuk kedalam berbagai macam sejarah cerita yang dulunya pernah ada disana. Ya, Jika diperhatikan dari deretan cerita yang berupa relief pada bangunan, bisa dipastikan bahwa peninggalan purbakala tersebut berasal dari masa berakhirnya Kerajaan Majapahit (15 M).

Situs Purbakala di Gunung Penanggungan

      Situs purbakala yang jumlahnya puluhan dilereng-lereng Gunung Penanggungan, ternyata memiliki satu ciri khas arsitektur yang sama dengan situs-situs peninggalan disekitarnya, yaitu yang berwujud bangunan berbentuk punden berundak-undak. Selain itu di Gunung Penanggungan juga terdapat gua dan ceruk yang pada masa itu dijadikan sebagai tempat pemujaan, akan tetapi jumlahnya tidaklah banyak.

      Karena memiliki nilai sejarah yang tinggi, Gunung Penanggungan pun menjadi daya tarik bagi para peneliti purbakala. Tercatat pada tahun 1951, Van Romondt meneliti situs purbakala di Gunung Penanggungan, dan pada saat itu dia menemukan sekitar 81 buah peninggalan purbakala yang sebagian besar berbetuk punden berundak-undak.

      Tidak hanya Romondt sajalah yang terkesima dengan Gunung yang dianggap suci ini, W.F Sutterheim pun juga pernah melakukan penelitian di Gunung Penanggungan, pada saat itu dia meneliti langsung situs-situs purbakala yang ada di lereng gunung. Dari penelitiannya pada saat itu, dia menyimpulkan bahwa dahulu kala, punden berundak-undak yang jumlahnya puluhan itu berhubungan dengan tradisi pemujaan nenek moyang. Menurut anggapannya, hal itu disebabkan oleh konsep religi (Hindu-Budha) Indonesia yang menganggap bahwa gunung merupakan sebuah tempat tinggal para leluhur yang sudah meninggal.

      Tidak hanya punden berundak-undak, Anda juga akan dapat menjumpai beberapa candi disaat menuruni lereng gunung, di antaranya Candi Gentong. Dinamakan Candi Gentong karena pada candi tersebut terdapat batu yang mirip gentong dan sebuah altar.

      Selain Candi Gentong, disana juga ada Candi Sinta yang terdiri dari bangunan candi kecil, altar pemujaan kecil, dan bebatuan yang menyerupai nisan. Kemudian, anda juga akan melihat Candi Jolotundo beserta candi-candi lain yang namanya tidak diketahui. Heemm, menarik bukan..? bagi anda semua pecinta sejarah, sebuah tempat yang mempunyai situs-situs peninggalan purbakala sangatlah jelas akan menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

      Gunung Penanggungan ternyata tidak hanya cocok bagi anda yang suka melakukan pendakian digunung saja, tetapi juga cocok bagi anda para sarjana ataupun pecinta sejarah yang memiliki rasa keingintahuan tinggi terhadap kepurbakalaan.

Jalur Pendakian ke Gunung Penanggungan

      Ada 4 jalur pendakian yang bisa Anda tempuh untuk menuju ke gunung ini, yakni jalur Jolotundo, Trawas, Pandaan, dan Ngoro. Jika Anda ingin melihat candi-candi purbakala, gunakanlah jalur Jolotundo dan Ngoro. Namun apabila Anda tidak tertarik untuk melihat candi-candi tersebut melainkan hanya ingin menikmati suasana pegunungan Penanggungan, Anda bisa memilih jalur Trawas dan Pandaan.

1. Jalur Trawas


      Menggunakan jalur ini berarti Anda memulai pendakian dari desa Trawas. Desa Trawas bisa ditempuh dari Surabaya atau Malang dengan menggunakan bus ke arah Pandaan lantas menaiki minibus yang menuju langsung ke Trawas. Kendaraan yang Anda tumpangi akan melewati jalanan mulus beraspal.

      Sesampainya di desa Trawas, Anda harus menggunakan kendaraan (roda 2 atau roda 4) untuk menuju ke desa Rondokuning. Jarak antara desa Trawas dan desa Rondokuning adalah 6 km. setelah sampai di desa Rondokuning, Anda bisa memulai pendakian menuju hutan alam. Dari desa Rondokuning ke puncak Penanggungan membutuhkan waktu sekitar 3 jam.

      Selama pendakian, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan indah pegunungan, kelebatan pohon-pohon kaliandra, puncak gunung Bekel yakni anak gunung Penanggungan, dan melihat rumah-rumah penduduk dengan lahan tanam disekitarnya dari atas.

2. Jalur Jolotundo

      Jika ingin menggunakan jalur ini, Anda harus menempuh perjalanan sejauh 9 km dari desa Trawas menuju desa Jolotundo. Untuk menempuhnya, gunakanlah kendaraan roda 4, yakni mini bus yang ada. Desa Jolotundo adalah desa terdekat menuju puncak Gunung Penanggungan. Jarak antara Jolotundo ke puncak gunung adalah sekitar 6,5 km (ditempuh selama 3 jam pendakian).

      Didalam perjalanan menuju puncak Gunung Penanggungan, Anda akan melewati PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Seloliman. PPLH Seloliman terletak di desa Seloliman. Jika ada waktu, tak ada salahnya Anda untuk berkunjung ke sana. PPLH Seloliman merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang fokus membina dan membangun kesadaran masyarakat tentang wawasan lingkungan hidup. Di sana juga tersedia beragam paket program ekowisata yang mencakup program pendakian pegunungan Penanggungan.

      Selama pendakian, Anda harus siap menempuh medan hutan alam yang kemiringannya mencapai 40 derajat. Karena jalur yang dilalui adalah jalan setapak, sebaiknya Anda waspada dan selalu berhati-hati. Sering kali pendaki tersesat karena salah memilih jalan.

      Dalam 1 jam, hutan alam akan selesai Anda lewati. Setelah itu Anda harus menempuh medan hutan caliandra yang lebat dan menanjak. Setelah melewatinya selama kira-kira 30 menit, Anda akan menemukan batu talang. Batu talang adalah batu sepanjang 7 km yang memanjang sebagaimana talang air dari hutan ke desa Jolotundo dan Balekambang. Kemudian teruslah berjalan sampai ujung hutan caliandra. 300 meter dari batu talang, Anda akan tiba di candi Putri. Candi Putri adalah candi peninggalan Airlangga. Ukurannya 7 x 7 x 4 meter dan sudah tak utuh lagi. Candi ini bertempat ditengah lebatnya hutan caliandra.

      200 meter dari sana Anda akan menemukan situs candi lain, yakni candi Pure. Candi berukuran 7 x 6 x 2 meter ini didirikan menggunakan batuan andesit. 150 meter dari sana, Anda akan menemukan candi Gentong. Ini sebenarnya bukanlah candi, melainkan peninggalan kuno berupa gentong dan meja. Gentong tersebut berukuran tebal 15 cm dengan diameter mulut gentong 40 cm dan diameter perut gentong 90 cm. Setengah badan gentong tertanam didalam tanah. Adapun meja purbakala berukuran panjang 175 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 125 cm.

      Dari sana, Anda akan berjalan terus ke atas. Setelah 50 meter berjalan, Anda akan menemukan Candi Shinto yang berukuran 6 x 6 x 3 meter. Dari sana, berjarak 300 meter Anda akan menemukan candi Carik dan setelah itu candi Lurah. Dengan sudah dapat melihat Candi tersebut, menandakan bahwa Anda sudah hampir mencapai puncak Gunung Penanggungan.

3. Jalur Ngoro

      Bila Anda menggunakan jalur ini, anda bisa mencapainya melalui arah Pandaan atau Mojokerto. Dari Pandaan atau Mojokerto, Anda bisa menggunakan mini bus untuk mencapai Ngoro. Lebih baik Anda berangkat dari Mojokerto, karena lebih dekat. Dari desa Ngoro, Anda masih harus menempuh perjalanan sekitar 6 km ke desa Jedong menggunakan kendaraan. Selanjutnya Anda harus menuju dusun Genting yang jaraknya 3 km dari desa Gentong. Dusun Genting yang didiami oleh banyak suku Madura.

      Dari dusun Genting, Anda bisa mulai mendaki ke arah atas untuk memasuki kawasan hutan lindung. Dari sana, lewatilah jalan setapak yang menanjak lantas menurun. Dari sana Anda akan menemukan candi Wayang, selanjutnya Anda hanya perlu mendaki 2 km lagi untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan. Jalur pendakian melalui Ngoro, mengharuskan pendaki agar tetap selalu siaga terhadap medan jalan, karena tingkat kemiringannya mencapai sekitar 70 - 80 derajat.

4. Jalur Pandaan

      Dengan melalui jalur Pandaan, anda akan mudah sekali mencapai puncak dari pada Gunung Penanggungan, karena terlintasi langsung dengan jalur bus jurusan Malang - Surabaya. Jalur ini lumayan mudah untuk dilewati.

      Sebelum mendaki gunung Penanggungan, jangan lupa meminta perizinan dan panduan dari KPH Pasuruan dan PPLH Seloliman. Sediakan perbekalan yang cukup, termasuk membawa kompas dan peta untuk menghindari kemungkinan tersesat di lereng gunung.
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar